Selasa, 9 November 2010

Definisi Ambiguiti 2

Sementara dalam buku Semantik: Pengantar studi tentang makna ( Drs Aminuddin, M.Pd, 1988:19-20), Ambiguity berkaitan dengan ciri ketaksaan makna dari suatu bentuk kebahasaan.

Misalnya “bunga” dapat berkaitan dengan “bunga mawar”, “bunga melati”, “bunga anggrek” maupun “gadis”. Begitu juga untuk menentukan makna kata tinggi, bisa, mampu, seseorang harus mengetahui di mana konteks kata itu berada. Dalam dunia kepenyairan, kesamaran dan ketaksaan makna itu justru dimanfaatkan untuk memperkaya gagasan yang disampaikannya.

Contoh syair yang dinyatakan oleh penyair Goenawan Mohammad,

Akupun tahu: sepi kita semula
bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
mengekalkan yang esok mungkin tak ada

Pada pandangan sudut yang lain, ianya bukan hanya menggambarkan suasana sepi, dingin yang dibagi pohon-pohon maupun esok yang mungkin tidak ada, melainkan juga mampu membawa pembaca kepada pemikiran filosofis tentang hakikat keberadaan manusia serta kehidupan itu sendiri.

Berdasarkan contoh di atas, kesamaran dan ketaksaan makna sesuatu bahasa sebenarnya juga akibat ‘kelebihan” bahasa itu sendiri yang memiliki multifungsi. Selain berfungsi simbolik, bahasa juga memiliki fungsi emotif dan afektif. Selain itu, adanya sinonimi, hiponimi, maupun polisemi juga menjadi faktor penyebab kesamaran dan ketaksaan makna. Sejumlah masalah tersebut, secara lebih lengkap akan dibahas tersendiri di belakang nanti.

0 Ulasan:

Catat Ulasan

Langgan Catat Ulasan [Atom]

<< Laman utama